Tafsir Independensi HMI dari Kongres ke Kongres

dokumen penting hmi


Dokumen penting HMI yang satu ini memiliki cerita yang panjang, independensi HMI lahir karena dugaan demi dugaan miring yang di alamatkan pada HMI.

Himpunan Mahasiswa Islam dianggap sebagai underbound partai, pandangan seperti itu merupakan hal yang wajar karena HMI terjun secara lengsung mengawal bangsa ini melalui sikap-sikap pilitiknya.

Sepanjang kongres HMI selalu berdebat tentang rumusan tentang sikap independen Himpunan Mahasiswa Islam, baik secara organisasi maupun bagi kader Himpunan Mahasiswa Islam.

Walau banyak tantang dalam perjalanyan HMI terus berfokus pada nilai keislaman dan keindonesiaan yang sedari awal sejak pendirianya menjadi arah perjuangan HMI.

Baca Juga: Tafsir Tujuan HMI dari Kongres ke Kongres

Kongres Ke 3 di Jakarta 1953

Padahal baru saja HMI selesai berpartisipasi dalam bergeriliya melawan Agresi Mileter Belanda, tuduhan terhadap HMI bahwa HMI merupakan underbound dari partai.

Hal ini di tepis habis-habisan karena HMI didirikan untuk mahasiswa islam yang saat itu membutuhkan wadah yang bisa menampung sekaligus menjadi wadah bagi pemikiran islam sekaligus kebangsaan.

Maka pada kongres ke 3 di Jakarta dibuatlah sebuah pernyataan bahwa:
HMI tetap independen bukan underbound Partai Masyumi.
Narasi inilah yang menjadi awal dari perjalanan pembahasan tentang independesi organisasi secara konsep maupun teks di dalam forum kongres HMI.

Kongres ke 5 di Medan 1957

HMI masih saja menjadi sasaran empuk, mengingat banyak kader-kader HMI yang terjun dalam perpolitikan waktu itu, serta kebikjakan kebijakan HMI yang sangat sarat politis.

HMI kembali menegasan melalui hasil putusan kongres nomor 5 tentang kedudukan Himpunan Mahasiswa Islam:
HMI milik dan anak kandung Ummat Islam dan bukan bawahan dari salah satu partai politik islam manapun juga.

Kongres ke 8 di Solo 1966

Setelah mengalami tekanan yang cukup panjang karena di ganyang serta ancaman pembubaran, akhirnya pada bulan September 1966 HMI megadakan kongres di kota Solo.

Maka untuk kesekian kalinya HMI menegsakan dirinya tetap independen dengan  merumuskan pengertian independensi organisasi Himpunan Mahasiswa Islam.

Pada Saat Kepengurusan Nurcholish Madjid Periode ke 2

Pada periode kedua Cak Nur menajabat sebagai Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam yang kedua kalinya setelah terpilih pada kongres Malang 1969

HMI memandang perlu untuk merumuskan kembali pengertian independensi, HMI seolah tak puas dengan pengertian independensinya dan kembali menegsakan bahwa HMI tetap menjadi anak kandung umat dan bangsa.

Pada kongres ke 10 pelembang 1971

Akhirnya pada kongres di kota Palembang barulah HMI menetapkan rumusan yang yang dipakai hingga saat ini.

Rumusan itu terdiri dari empat bagian:
pertama pendahuluan, kedua status dan fungsi HMI, ketiga sifat independensi dan keempat peran HMI di masa depan. Naskah ini kemudian di pakai hingga saat ini.

Demikian sekelumit catatan tentang tafsir independensi semoga bisa bermanfaat.

Yakin usaha sampai.

LihatTutupKomentar